Sabtu, 15 Oktober 2011

Dosa Tertua Didunia : "Iri Hati"


" IRI HATI "

  
Rumput tetangga tampak lebih hijau.
Demikian pepatah yang sudah sering kita dengar. Sayangnya, walau kita semua telah mengerti betul arti pepatah itu, tetap saja godaan untuk iri senantiasa mengintai dari segala sisi.
Hidup ini memang penuh pembandingan. Apa saja bisa kita bandingkan, wajah kita ini, kepintaran kita, duit kita, juga berkilau tidaknya kendaraan kita. Wajar dalam hidup ini untuk membandingkan, karena tanpa itu kita tidak tahu dimana posisi pencapaian kita selama ini.

Rasa dengki dan iri baru tumbuh manakala orang lain menerima berkat melebihi apa yang kita terima. Biasanya jika orang lain mendapatkan berkat, maka akan ada dua sikap pada manusia. Pertama, ia benci terhadap berkat yang diterima kawannya dan senang bila nikmat itu hilang daripadanya. Sikap inilah yang disebut dengki dan iri hati.Tapi ada juga yang bisa bersukacita dengan berkat yang di berikan sang khalik bagi sesama nya itu. Ini menunjukkan kesiagaan sang pemilik hati untuk tidak mencemari hatinya dengan iri hati.

Sebelum peradaban manusia rasa iri dengki ini telah menggerakkan lucifer sang malaikat pemimpin puji-pujian  untuk menyamai Allah bahkan menyaingi Allah. Karena ia melihat betapa hebat dan maha kuasanya san khalik. Begitupun di awal peradaban manusia , bagaimana Kain merasa iri terhadap Habel adiknya, hanya karena persembahan Habel di terima Allah sedangkan persembahannya sendiri tidak, sehingga hal ini menjadikan ia sebagai seorang pembunuh terbesar di sepanjang peradaban jaman karena ia telah  membunuh seperempat dari manusia dibumi yaitu Habel adiknya sendiri.Sebab saat itu bumi baru dihuni oleh empat manusia saja , Adam, Hawa, Kain dan Habel adiknya.




“Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” ( Amsal 14:30 )
Iri hati berasal dari perasaan tidak puas terhadap diri sendiri karena melihat keberadaan orang lain. Rasa iri bisa melanda siapa saja dan di mana saja: di gereja ada yang iri hati karena orang lain lebih menonjol pelayanannya, di tempat kerja ada yang iri hati pada rekan yang lebih berhasil dan menduduki jabatan yang lebih tinggi, di dalam keluarga ada yang iri hati karena kakak/adik lebih diperhatikan orangtua dan sebagainya. Perlu kita sadari bahwa perasaan iri hati tidak membawa kebaikan bagi kita.
Iri hati tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga sangat merugikan diri sendiri, seperti disampaikan Salomo dalam amsalnya bahwa “…iri hati membusukkan tulang.” (Amsam 14:30), bahkan ada penegasannya pula: “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segalam macam perbuatan jahat.” (Yakobus 3:16). Jadi ‘iri hati’ adalah salah satu senjata yang dipakai iblis untuk memecah-belah anak-anak Tuhan dan menjadi penghalang dalam mengasihi orang lain. Bila tidak segera diselesaikan dengan tuntas, iri hati dapa menjadi kepahitan yang membusukkan tulang.
Orang yang iri hati berdukacita atas kesuksesan orang lain dan sebalikanya ia bersukacita atas kegagalan orang lain. Ia tidak suka bila ada orang lain lebih baik atau lebih sukses dari dirinya. Orang yang iri hati juga cenderung suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, akibatnya ia sendiri menjadi sangat tertekan dan kehilangan damai sejahtera; jadi harus segera dibereskan, karena di mana pun berada ia akan selalu bertemu dengan orang-orang yang mungkin lebih baik atau lebih sukses dibanding dirinya. Maka kita harus segera memeriksa diri kita sendiri, apa yang membuat kita menjadi iri hati terhadap orang lain. Daripada membuang energi untuk iri, belajarlah melihat potensi terbaik yang ada di dalam diri kita, dan kembangkan terus.

Renungkan: iri hati hanya akan merusak diri kita sendiri!




Bila kita terfokus pada apa yang kita miliki kita akan bersyukur apa pun keadaan kita; namun bila kita tertuju pada apa yang tidak kita miliki dan melihat keberdaan orang lain terus, kita akan selalu berpikiran negatif dan tidak bisa bersyukur.

 1 Korintus 3:1-9

"Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?"  1 Korintus 3:3b

 Apa itu iri hati?  Iri hati bisa diartikan perasaan kurang senang bila melihat orang lain beruntung atau berhasil dalam hidupnya.  Iri hati juga bisa diartikan rasa cemburu atau sirik terhadap orang lain.  Yang jelas, orang yang iri hati adalah orang yang selalu tidak bisa menerima kenyataan keberhasilan orang lain.  Dalam Yakobus 3:16 dikatakan,  "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat."  Jadi iri hati menurut Alkitab adalah sangat berbahaya:  mengakibatkan kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.  Seseorang yang hatinya dipenuhi iri hati dipastikan jarang sekali atau bahkan tidak pernah bisa mengucap syukur kepada Tuhan.  Ia selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain:  "Dia diberkati, mengapa aku tidak?  Tuhan kok tidak adil ya?"  Akibatnya ia pun kehilangan damai sejahtera di hati.




Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri disitu ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. ( Yak 3:16) Iri hati adalah dosa manusia yang sangat tua. Dalam Kejadian 4:1-16, tentang Habel yang dibunuh Kain, ternyata yang menjadi pemicunya adalah rasa iri hati. Kain iri hati persembahannya tidak diterima Allah, sedangkan Habel diterima. Iri hati dapat saja muncul tanpa disangka-sangka dalam hati manusia. Iri hati dapat menghancurkan kesehatan rohani.
Iri hati adalah perasaan tidak senang melihat kelebihanorang lain. Sering kali kita merasa kesal, irihati, cemburu, bila kita menginginkan sesuatu dan kita tidak dapat meraihnya.
Akibat dari iri hati adalah :
  • Tidak ada rasa suka cita dan membusukkan tulang/menjadikan diri sendiri sakit.  ”Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang. (Amsal 14:30)
  • Tidak dapat melakukan yang baik, tetapi kejahatan. “Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia.” (Kis 7:9).
  • Menjadi mangsa dosa. “Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan Paulus.”
  • Menjadi manusia duniawi. “Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika diantara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup …… ( 1 Kor3:3)
  • Mendatangkan penghakiman yang dapat mematikan. “Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikan untuk Mordekhai.” (Ester 7:10) “Sesungguhnya orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.” (Ayub 5:2)




"Iri hati / cemburu dapat disamakan dengan bumerang, senjata makan tuan, senjata yang lebih menciderakan yang menyerang daripada yang diserang"


Bagaimana mengatasi iri hati?
  • Pertobatan. Sadarilah dan mengaku telah lakukan dosa, iri hati.  Mengakulah kepada Tuhan dan berbaliklah dari dosa itu. Bukalah hati kepada karunia Kristus yang dapat memperbaharui dan izinkan Roh Kudus diam di hati untuk memberikan kemenangan.
  • Pulihkan gambar diri kita. Janganlah kita mau mengkritik tapi tidak mau dikritik.
  • Sadarilah bahwa kita anak Tuhan. Kita semua sama dan penting di mata Tuhan.
  • Sadari bahwa kita berharga di mata Tuhan. Berbahagialah, kita adalah biji mata Tuhan.
  • Pandanglah kepada Tuhan yang adalah Maha-Adil.

Supaya terlepas dari rasa iri hati kita harus makin mendekat kepada Tuhan, membangun kekariban dengan Tuhan melalui doa.  Jangan sedikit pun memberi celah kepada Iblis!  Iri hati adalah senjata Iblis untuk menghancurkan orang percaya.  Inilah nasihat Paulus ;



    "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."  (Filipi 4:8).

    Kita harus memenuhi pikiran kita dengan perkara-perkara yang positif!

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar